Posted by : Salampythagoras
Rabu, 05 April 2017
![]() |
IAIN MATARAM |
Pertanyaan: Bagaimana Cara Mengajar Objek Kajian Matematika
Seperti Fakta, Konsep, Operasi, dan Prinsip? Apakah
Berbeda atau Sama?
Jawaban:
Menurut saya berbeda cara mengajar
objek
kajian
matematika tersebut,
alasan saya mengatakan demikian
karna :
Adapun Cara
mempelajari fakta antara lain:
1. bisa dengan hafalan,
2. latihan terus menerus,
3. demontrasi tertulis dan
lain-lain.
Dengan demikian dalam
memperkenalkan fakta kepada siswa, guru seharusnya melalui beberapa tahap yang
memungkinkan siswa dapat menyerap makna simbol-simbol tersebut secara cepat antara lain dengan menggunakan tahapan :
a. Disajikan terlebih dahulu,
b. Menjelaskan kepada siswa tentang apa itu fakta, dan apa saja makna dari simbol-simbol yang telah
disajikan tersebut,
c. Memberikan hafalan,
d. Kemudian untuk lebih mengingatkan siswa tentang simbol-simbol dari fakta maka siswa selayaknya diberikan tugas,
Penggunaan fakta yang berupa simbol bila terlalu cepat diberikan kepada siswa,
dapat menyebabkan salah pengertian. Adapun penekanan pada aspek teknis berupa perhitungan belaka,
juga dapat menimbulkan salah pengertian juga.
B. Konsep adalah membedakan atau mengkategorikan pemikiran matematika atau ide
abstrak yang dapat menggolongkan atau mengklasifikasi sekumpulan objek, apakah
objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Adapun konsep tidak perlu disimbolkan akan tetapi harus dipahami,
contohnya ketika mendefinisikan apa itu segi tiga?. Dengan konsep itu kita dapat
membedakan mana yang merupakan contoh segi tiga dan mana
yang bukan segi tiga.[2]
Cara menyatakan
konsep dalam matematika :
Seseorang akan lebih mudah
mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui. Adapun Menurut Coney, ada beberapa cara yang dapat ditempuh
dalam mengajarkan konsep matematika, khususnya pada siswa yang berada pada
tahap berpikir operasi formal, yaitu:[3]
1.
Pendefinisian.
Membuat definisi adalah langkah baik karena definisi menggunakan bahasa yang singkat tetapi padat dan terstruktur sehinga
mudah dipahami oleh siswa.
2.
Memberi contoh disertai alasan.
Pemberian contoh yang disertai alasan releven dengan
penyajian syarat cukup. Dengan kata lain, alasan yang dikemukakan tidak lain
adalah syarat cukup dari definisi. Selain itu, contoh yang
dibuat siswa tidak dibuat secara spekulatif dan menghindari unsur tebakan.
3.
Memberi kesamaan atau perbedaan
objek yang dinyatakan konsep.
Dituntut siswa mengemukakan persamaan atau perbedaan yang ada, sehingga siswa benar-benar
memahami konsep yang dipelajari itu dengan sebaik-baiknya.
4. Memberikan hafalan kepada siswa untuk memperkuat ingatan siswa
5. Memberikan pekerjaan rumah atau PR untuk memperdalam pemahaman tentang konsep
C. Operasi adalah memodifikasi objek-objek matematika, baik itu pengerjaan aljabar ataupun pengerjaan matematika yang lain. Misalnya penjumlahan, pengurangan, pembagian, perkalian, faktorial, dan lain sebagainya. Pada dasarnya operasi dalam matematika adalah suatu fungsi yang relasi khusus, karena operasi adalah aturan
untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang
diketahui. Adapun relasi adalah hubungan antara objek matematika, contonya sama dengan (=), kurang dari (<), lebih dari (>), dan lain
sebagainya. Kemudian kita ketahui bahwa operasi dan relasi antara keduanya tidak dapat dipisahkan atau
saling berkaitan antara keduanya.
D. Prinsip adalah aturan yang ada dalam matematika atau objek
kajian matematika yang lebih komplek. Prinsip dapat terdiri atas beberapa
fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa prinsip adalah hubungan antara berbagai objek dasar
Matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema sifat dan sebagainya.[4]
Contohnya sifat komutatif dan sifat asosiatif dalam aritmatika merupakan suatu prinsip, begitu pula dengan teorema
phytagoras. Contoh sebuah aksioma antara lain melalui “satu titik D diluar sebuah garis J dapat dibuat tepat sebuah garis yang sejajar garis J”.
Siswa
dianggap telah memahami suatu prinsip apabila ia
telah memahami bagaimana prinsip itu dibentuk dan dapat menggunakannya pada
situasi yang cocok. Bila demikian dia telah memahami fakta konsep atau
definisi, serta operasi yang termuat dalam prinsip tersebut.
Pada dasarnya juga telah disimpulkan bahwa objek
kajian matematika mengenai prinsip ini mengajarkan siswa untuk lebih mencari
tau kebenarannya, sehingga siswa banyak mencari tau sendiri bahwa mengapa dia
seperti ini, dan mengapa seperti itu?, hingga siswa tersebut mengetahui
alasannya. Objek kajian matematika mengenai prinsip ini mengetahui bahwa
kemampuan siswa sudah tidak sempit lagi.
[1]
Irzani, Matematika 1 SD/MI, (Solo: Kurnia Kalam Semesta),
hlm. 11.
[2] Ibid, hlm. 11.
kembali ke karakteristik objek kajian matematikahttps://search.yahoo.com/search;_ylt=A0SO8ytMAuVY2oUASG9XNyoA;_ylc=X1MDMjc2NjY3OQRfcgMyBGZyA3RpZ2h0cm9wZXRiBGdwcmlkAwRuX3JzbHQDMARuX3N1Z2cDMARvcmlnaW4Dc2VhcmNoLnlhaG9vLmNvbQRwb3MDMARwcXN0cgMEcHFzdHJsAzAEcXN0cmwDNDMEcXVlcnkDa2FyYWt0ZXJpc3RpayUyMG9iamVrJTIwa2FqaWFuJTIwbWF0ZW1hdGlrYQR0X3N0bXADMTQ5MTQwMzM1OQ--?p=karakteristik+objek+kajian+matematika&fr2=sb-top&fr=tightropetb&type=58419_020917
Mantaabbb
BalasHapusMantaap2
BalasHapus